Nyanyian malam untukmu...

dibalik kaca kau merenung
menatap bayanganmu sendiri dengan tatapan kosong
seolah senyum itu pudar
seiring gelap a malam,
tubuhmu yang lemah dan tak berdaya membuat dirimu semakin frustasi

ingin kutemani dirimu
di saat kau rapuh
mendengar ceritamu
menghapus airmata kesedihanmu
tapi aku tak bisa....

kunyanyikan sebuah lagu untukmu
supaya kau terhibur,.
yang kuselipkan di antara angin malam
sebagai penghantar tidurmu,
kan kupetik bintang-bintang di angkasa
unuk menemani tidurmu dari gelap nya malam

inilah nyanyian malam ku untukmu...
semoga kau terhibur...


credit by : alfian syah giring

RENCONG

siapa saja yang datang
kami sambut dengan tarian
dan syair perjamuan
pertanda kemuliaan
siapa saja yang datang
kami kalungi bunga
salam sepuluh jari
menjadi sebelas dengan kepala
siapa saja yang datang
kami hadiahi gelar
sebagai saudara
dan penghormatan
berbilah-bilah rencong
dengan sarung dan tangkai berkilap
tak lupa kami selipkan
pertanda martabat
dan keagungan
betapa pedih hati kami
dari Jakarta
kalian hujamkan mata rencong itu
tepat di jantung kami!
Jakarta, 1998

  

SALAM DAMAI

salam pada langit yang kita junjung
menampung segala suara
puja puji, caci maki dan doa-doa
salam pada bumi yang kita jejak
permadani perak tanah manusia
sambutlah salam kami
salam sepuluh jari di atas kepala
mari rebahkan tubuh di halaman bunga
rentangkan sayap pada cahaya
hati bersih tanpa cela
tempat muasal khianat dan dendam bara
geraikan rambut di hulu sungai
sebarkan wahai wangi harumnya
kembalikan rencong pada sarung
anak panah pada busur
keris pada keramatnya
sebab telah begitu lama kita dalam duka cita
oleh amuk serakah kaum pendurhaka
takluk dihadapan pembidik
dalam kokang senjata tak berjiwa
telah begitu lama kita tergusur
terkubur di bukit-bukit tua
kematian saling berhimpit
jerit yatim memenuhi cakrawala
pintu-pintu berlumpur tanpa suara
maka sudah waktunya semua kembali
sambutlah salam kami
salam damai dengan Bismillah
damai langit menjadi payung
damai bumi menjadi jejak
permadani perak nusantara

Jakarta, 12 Mei 2000